BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Investasi di pasar modal di samping
memerlukan dana juga memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta
naluri bisnis untuk menganalisa efek
atau surat berharga yang akan dibeli, mana yang dijual, dan mana yang tetap
dimiliki. Bagi investor yang tidak mempunyai keterampilan tersebut dapat
meminta pendapat atau nasihat atau mempercayakan kepada pedagang efek (dealer), perantara pedagang efek (broker) atau perusahaan efek (securities company) untuk melakukan
investasi pada reksa dana. [1]
Return atau
keuntungan yang diharapkan dari investasi merupakan kompensasi atas biaya
kesempatan (opportunity cost) dan
resiko penurunan daya beli akibat pengaruh inflasi. Selain mengharapkan return yang diperoleh dari investasi, pada
saat yang sama investor dihadapkan pada risiko yang mungkin terjadi atas
investasi yang dilakukan. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. [2]
Portofolio dibuat untuk
memudahkan investor, portofolio dinyatakan sebagai sekumpulan asset yang
dimiliki untuk tujuan okonomis tertentu. Konsep dasar yang dinyatakan dalam
portofolio adalah bagaimana mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai
jenis investasi yag akan menghasilkan keuntungan yang optimal [3]
Menggunakan
metode Single Index Model untuk
memilih saham dan menentukan portofolio optimal. Dengan menggunakan saham LQ 45
untuk membentuk portofolio ternyata return
yang dihasilkan belum menjamin tercapainya expected
return investor. Rata-rata frekuensi perdagangan saham yang masuk dalam
portofolio optimal lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata frekuensi
perdagangan saham yang tidak masuk dalam portofolio.[4]
Indeks LQ 45 sebagai salah satu
indikator indeks saham dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja
perdagangan saham. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih
setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari
saham-saham dengan likuiditas yang tinggi [5]
Dengan menggunakan Single
Index Model dan metode constant
correlation dalam pembentukan portofolio optimal menggunakan data harga
saham harian periode 02 februari-28 februari 2015. Hasi tersebut menunjukkan
bahwa metode Single Index Model lebih baik jika dibandingkan dengan metode constant correlation. [9]
Pengambilan keputusan investasi
dalam saham memerlukan pertimbangan,
perhitungan dari analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang
diinvestasikan serta keuntungan yang diharapkan oleh investor.
Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan
keberhasilan seorang investor dalam mengoptimalkan tingkat imbalan hasil (
). Beta merupakan ukuran tingkat sensitivitas
keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar.
Salah satu model yang digunakan untuk mengestimasi
adalah dengan cara Single
Index Model.Single Index Model juga disebut sebagai model pasar karena
hanya memperhitungkan satu faktor yaitu keuntungan pasar dalam mengestimasi
keuntungan satu saham.
Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengestimasi
adalah dengan meminimumkan Jumlah Kuadrat Sisaan (JKS)
yaitu selisih dari nilai keuntungan (
) yang sebenarnya dengan keuntungan yang diduga (
dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil.
Data yang digunakan adalah harga saham
LQ 45 yang diperoleh dari http://www.finance.yahoo.com/
periode 02 februari-28 februari 2015.
B. RUMUSAN MASALAH
Portofolio
dibuat untuk memudahkan para investor memprediksi return saham untuk menanamkan dananya di pasar modal sehingga
mendapatkan keuntungan yang besar untuk hasil
investasinya. Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana menentukan saham yang membentuk
portofolio optimal dengan menggunakan Single
Index Model?
2.
Bagaimana proporsi yang dibentuk pada
masing-masing saham optimal?
3.
Saham-saham apasaja yang termasuk kedalam saham
agresif dan saham defensif?
C. TUJUAN
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1.
Saham-saham yang membentuk portofolio optimal
dari saham-saham yang terdaftar pada Indeks LQ 45 dengan Single Index Model.
2.
Proporsi pada masing-masing saham membentuk
portofolio optimal.
3.
Mengetahui perbedaan saham-saham yang termasuk
kedalam saham agresi dan saham defensive.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SINGLE INDEX MODEL
Masalah yang akan ditemui dalam
mean-variance model yaitu kesulitan menerapkan model untuk portofolio yang
terdiri dari banyak saham.
Untuk menyederhanakan analisis portofolio maka dikembangkan
metode yang lebih sederhana yaitu Single
Index Model (SIM) oleh William Sharpe yang mengasumsikan bahwa korelasi
return antar saham terjadi karena adanya respon saham tersebut terhadap
perubahan pada indeks pasar. Dasar Single
Index Model yaitu terdapat sebuah faktor atau variabel yang mempengaruhi
return semua sekuritas yaitu indeks pasar. Teknik analisis data terkait dengan
penelitian ini menggunakaan pencapaian untuk memaksimumkan tingkat pengembalian
dan untuk meminimumkan risiko investasi melalui konsep Single Index Model.
Langkah-langkah menganalisis data adalah dengan menghitung
expected return tiap saham dengan menggunakan :
Menghitung nilai beta individu tiap saham
adalah :
Menghitung nilai varians masing-masing saham untuk
menunjukkan besarnya saham tersebut.
Untuk pembentukan atau menentukan
portofolio saham optimal akan sangat mudah apabila perhitungannya hanya
didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah dapat dimasukkan ke
dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio excess return to beta (ERB). [7]
Dengan
adalah Excess Return to Beta sekuritas ke-i,
adalah return
ekspektasi berdasarkan Single Index Model
bagi sekuritas ke-i,
adalah return
aktiva bebas risiko, dan
merupakan beta
sekuritas ke-i.
Semakin besar
maka semakin besar pula tingkat sensitivitas
keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar.
Excess Return to Beta didefinisikan
mengukur kelebihan pemgembalian relative terhadap satu unit risiko yang tidak
dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB menunjukkan
hubungan antara dua faktor penentu investasi yaitu pengembalian dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan saham-saham yang
mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham yang mempunyai nilai rasio
yang tinggi. Saham-saham dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan
dalam portofolio optimal. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah
saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar.
Return merupakan hasil yang
diperoleh dari suatu investasi, return saham dibedakan menjadi dua yaitu, return realisasi (realized return)
merupakan return yang telah terjadi dan return
ekspektasi (expected return) merupakan return
yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. [5]
Dengan
adalah
keuntungan saham individual periode-t,
adalah harga
saham individual t dan
sebagai harga
saham individual periode t-1.
Pada Single Index Model untuk
menghitung nilai
digunakan persamaan sebagai berikut [3]
Dengan
merupakan tingkat
keuntungan saham individual untuk setiap saham i pada periode-t,
adalah tingkat
keuntungan saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar,
adalah ukuran
sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan pasar,
adalah tingkat keuntungan indeks pasar,
sebagai kesalahan
residu untuk setiap saham i pada periode-t. Investor akan menghadapi
risiko pasar yang bersifat makro, risiko pasar ini yang disebut juga sebagai
resiko sistematis. Pada Single Index
Model, ukuran dari resiko sistematis dinotasikan sebagai
yang merupakan
ukuran tingkat sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan
pasar. Untuk mengestimasi nilai
dan
pada Single Index Model dapat digunakan
Metode Kuadrat Terkecil.
merupakan
sisaan bagi data sampel atau galat, dimana
merupakan
selisia antara nilai pengamatan
dengan nilai estimasi matematis
minimal dinyatakan dengan diferensial bahwa turunan
pertama dari
terhadap
.
Kemudian diturunkan terhadap
dan
disamadengankan dengan nol sebagai berikut :
Sehingga diperoleh :
Untuk mendapatkan nilai
persamaan
diatas diturunkan terhadap
dan
disamadengankan dengan nol sehingga diperoleh persamaan berikut ini :
B.
APLIKASI DATA PADA SINGLE INDEX MODEL
Pada
penelitian ini Single Index Model
diterapkan pada harga saham perbankan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 dengan
periode 02 februari-28 februari 2015 pada hari bursa, saham yang digunakan
yaitu harga ke 45 saham LQ 45 (Tabel terlampir
dibelakang lembar ini).
Berdasarkan
pada Tabel tersebut dan rumus
yang dapat pada
persamaan diatas, adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengestimasi
untuk mengukur
tingkat keuntungan suatu saham terhadap perubahan keuntungan pasar dengan
menggunakan Single Index Model yaitu
sebagai berikut :
1)
Hitung keuntungan masing-masing saham
dimasing-masing perusahaan
·
Menghitung
saham
Contoh perhitungan :
(Perhitungan
saham lainnya terlampir di lampiran
1)
·
Menghitung
Contoh perhitungan :
(Perhitungan saham lainnya terlampir di lampiran 2)
2)
Menghitung keuntungan index pasar yang tercermin
dalam IHSG
dan
Penyelesaiannya :
Tabel Tabulasi Hasil
ITMG
= 0,04585755
|
BBCA
= 0,92886901
|
SMRA
= 1,92618990
|
INTP
= 0,831102913
|
ASRI
= 2,30757397
|
SMGR
= 0,43024109
|
INDF
= -0,44976855
|
ASII
= 0,215088019
|
SILO
= 1,691572086
|
INCO
= 0,614042229
|
ANTM
= -0,8212924
|
SCMA
= 1,45688921
|
ICBP
= 0
|
AKRA
= 0,78223287
|
PWON
= 2,2781816
|
GGRM
= -0,11561189
|
ADRO
= -0,6062044
|
PTPP
= 3,82021603
|
EXCL
= 0,062408202
|
ADHI
= -1,34931268
|
PTBA
= -1,0755702
|
CTRA
= 0,586672965
|
AALI
= 0,84088732
|
PGAS
= 0, 49886929
|
CPIN
= 0,022479399
|
WSKT
= 0,38131901
|
MPPA
= 2,59111387
|
BSDE
= 1,730656928
|
WIKA
= -1,35106916
|
MNCN
= 3, 2550713
|
BMTR
= 1,545030867
|
UNVR
= -0,08210323
|
LSIP
= 0,596407029
|
BMRI
= 1,095100003
|
UNTR
= 2,79640446
|
LPPF
= 2,51286456
|
BBTN
= 1,153779829
|
TLKM
= 0,77243544
|
LPKR
= 1, 19287911
|
BBRI
= 1,596655393
|
TBIG
= -0,32325005
|
KLBF
= -0,2835399
|
BBNI
= 1,62604767
|
SSMS
= 2,99196268
|
JSMR
= -0,05976431
|
Dari perhitungan diatas dapat di
lihat keuntungan masing-masing saham. Yang termasuk ke dalam saham defensif
atau
adalah saham
ITMG, INTP, INDF, INCO, ICBP, GGRM, EXCL, CTRA, CPIN, BBCA, ASII, ANTM, AKRA,
ADRO, ADHI, AALI, WSKT, WIKA, UNVR, TLKM, TBIG, SMGR, PTBA, PGAS, LSIP, KLBF,
dan saham JSMR. Dan yang termasuk kedalam saham agresif atau
adalah saham
BSDE, BMTR, BMRI, BBTN, BBRI, BBNI, ASRI, UNTR, SSMS, SMRA, SILO, SCMA, PWON,
PTPP, MPPA, MNCN, LPPF, dan saham LPKR.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Saham defensif atau saham yang
memiliki
artinya
keuntungan saham tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan keuntungan pasar atau
perubahannya signifikan.
Dan saham agresif atau saham yang memiliki
artinya jika
keutungan IHSG mengalami kenaikan maka keuntungan saham tersebut juga mengalami
kenaikan yang signifikan dan jika IHSG mengalami penurunan maka keuntungan
saham juga mengalami penurunan yang signifikan. Jadi secara keseluruhan saham
dengan
memiliki resiko
yang lebih besar dari pada saham dengan nilai
. Saham yang memiliki nilai
yang tinggi maka risiko sistimatis yang diperoleh
saham tersebut juga akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Dari perhitungan
tersebut diketahui ada 27 saham yang termasuk kedalam saham defensif, dan ada
18 saham yang termasuk kedalam saham agresif.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Halim.2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua.Jakarta:Salemba Empat
[2] Tandelilin, E.2001. Analisis Investasi
dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
[3] Bierman
Jr, Harlod. 1998. A Utility Approach to the Portofolio Allocation Decision and
The Investment Horizon, Journal of
Portofolio Management.
[4] Sunarto, Dewi Kurniati. 1995 Penentuan Portofolio Optimal Dengan
Menggunakan Model Single Index Model dan Model Constant Correlation : Suatu
Analisa Saham-saham di Bursa Efek Jakarta, Thesis Program Pasca Sarjana FEUI,
tidak dipublikasikan.
[5] Kusumawati, rita. 2003:127. Jurnal
penelitian
[6] Subanidja, Steph,2007, Rasio Liquiditas
dan Risiko Sistematik Pasar saham, Akuntabilitas, Vol 7:85-95
[7] Close price [internet], 2015,[Update
2015 february 2; cited 2015 february 28] Available from; http://www.finance.yahoo.com
[8] Jogiyanto 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Tujuh, BPFE,
Yogyakarta.
[9] Widyantini, Rahayu. 2004. Single Index Model and Constant Correlation
for Optimal Portofolio: Analisa Saham di Bursa Efek Jakarta, Thesis Program
Pasca Sarjana FEUI, tidak dipublikasikan.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Perhitungan
ke 45 saham LQ 45
Lampiran 2
Perhitungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar