Minggu, 14 Juni 2015

tugas paper single index model LQ45



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Investasi di pasar modal di samping memerlukan dana juga memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisa  efek atau surat berharga yang akan dibeli, mana yang dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Bagi investor yang tidak mempunyai keterampilan tersebut dapat meminta pendapat atau nasihat atau mempercayakan kepada pedagang efek (dealer), perantara pedagang efek (broker) atau perusahaan efek (securities company) untuk melakukan investasi pada reksa dana. [1]
Return atau keuntungan yang diharapkan dari investasi merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat pengaruh inflasi. Selain mengharapkan return yang diperoleh dari investasi, pada saat yang sama investor dihadapkan pada risiko yang mungkin terjadi atas investasi yang dilakukan. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. [2]
            Portofolio dibuat untuk memudahkan investor, portofolio dinyatakan sebagai sekumpulan asset yang dimiliki untuk tujuan okonomis tertentu. Konsep dasar yang dinyatakan dalam portofolio adalah bagaimana mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis investasi yag akan menghasilkan keuntungan yang optimal [3]
            Menggunakan metode Single Index Model untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal. Dengan menggunakan saham LQ 45 untuk membentuk portofolio ternyata return yang dihasilkan belum menjamin tercapainya expected return investor. Rata-rata frekuensi perdagangan saham yang masuk dalam portofolio optimal lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata frekuensi perdagangan saham yang tidak masuk dalam portofolio.[4]
Indeks LQ 45 sebagai salah satu indikator indeks saham dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas yang tinggi [5]
Dengan menggunakan Single Index Model dan metode constant correlation dalam pembentukan portofolio optimal menggunakan data harga saham harian periode 02 februari-28 februari 2015. Hasi tersebut menunjukkan bahwa metode Single Index Model lebih baik jika dibandingkan dengan metode constant correlation. [9]
Pengambilan keputusan investasi dalam saham  memerlukan pertimbangan, perhitungan dari analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang diinvestasikan serta keuntungan yang diharapkan oleh investor.
Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan keberhasilan seorang investor dalam mengoptimalkan tingkat imbalan hasil ( ). Beta merupakan ukuran tingkat sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar.
Salah satu model yang digunakan untuk mengestimasi adalah dengan cara Single Index Model.Single Index Model juga disebut sebagai model pasar karena hanya memperhitungkan satu faktor yaitu keuntungan pasar dalam mengestimasi keuntungan satu saham.
Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengestimasi adalah dengan meminimumkan Jumlah Kuadrat Sisaan (JKS) yaitu selisih dari nilai keuntungan ( ) yang sebenarnya dengan keuntungan yang diduga (  dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil. Data yang  digunakan adalah harga saham LQ 45 yang diperoleh dari http://www.finance.yahoo.com/ periode 02 februari-28 februari 2015.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Portofolio dibuat untuk memudahkan para investor memprediksi return saham untuk menanamkan dananya di pasar modal sehingga mendapatkan keuntungan yang besar untuk hasil  investasinya. Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana menentukan saham yang membentuk portofolio optimal dengan menggunakan Single Index Model?
2.      Bagaimana proporsi yang dibentuk pada masing-masing saham optimal?
3.      Saham-saham apasaja yang termasuk kedalam saham agresif dan saham defensif?

C.    TUJUAN
            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1.      Saham-saham yang membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang terdaftar pada Indeks LQ 45 dengan Single Index Model.
2.      Proporsi pada masing-masing saham membentuk portofolio optimal.
3.      Mengetahui perbedaan saham-saham yang termasuk kedalam saham agresi dan saham defensive.














BAB II
PEMBAHASAN

A.          SINGLE INDEX MODEL
Masalah yang akan ditemui dalam mean-variance model yaitu kesulitan menerapkan model untuk portofolio yang terdiri dari banyak saham.
Untuk menyederhanakan analisis portofolio maka dikembangkan metode yang lebih sederhana yaitu Single Index Model (SIM) oleh William Sharpe yang mengasumsikan bahwa korelasi return antar saham terjadi karena adanya respon saham tersebut terhadap perubahan pada indeks pasar. Dasar Single Index Model yaitu terdapat sebuah faktor atau variabel yang mempengaruhi return semua sekuritas yaitu indeks pasar. Teknik analisis data terkait dengan penelitian ini menggunakaan pencapaian untuk memaksimumkan tingkat pengembalian dan untuk meminimumkan risiko investasi melalui konsep Single Index Model.
Langkah-langkah menganalisis data adalah dengan menghitung expected return tiap saham dengan menggunakan :
Menghitung nilai beta individu tiap saham  adalah :
Menghitung nilai varians masing-masing saham untuk menunjukkan besarnya saham tersebut.
Untuk pembentukan atau menentukan portofolio saham optimal akan sangat mudah apabila perhitungannya hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio excess return to beta (ERB). [7]
                                            
Dengan adalah Excess Return to Beta sekuritas ke-i, adalah return ekspektasi berdasarkan Single Index Model bagi sekuritas ke-i, adalah return aktiva bebas risiko, dan merupakan beta sekuritas ke-i.
Semakin besar maka semakin besar pula tingkat sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar.
            Excess Return to Beta didefinisikan mengukur kelebihan pemgembalian relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi yaitu pengembalian dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan saham-saham yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham yang mempunyai nilai rasio yang tinggi. Saham-saham dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi, return saham dibedakan menjadi dua yaitu, return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan return ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. [5]
Dengan  adalah keuntungan saham individual periode-t,  adalah harga saham individual t dan  sebagai harga saham individual periode t-1.
Pada Single Index Model untuk menghitung nilai  digunakan persamaan sebagai berikut [3]
Dengan  merupakan tingkat keuntungan saham individual untuk setiap saham i pada periode-t,  adalah tingkat keuntungan saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar,  adalah ukuran sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan pasar, adalah tingkat keuntungan indeks pasar,  sebagai kesalahan residu untuk setiap saham i pada periode-t. Investor akan menghadapi risiko pasar yang bersifat makro, risiko pasar ini yang disebut juga sebagai resiko sistematis. Pada Single Index Model, ukuran dari resiko sistematis dinotasikan sebagai  yang merupakan ukuran tingkat sensitivitas keuntungan saham terhadap perubahan keuntungan pasar. Untuk mengestimasi nilai dan   pada Single Index Model dapat digunakan Metode Kuadrat Terkecil.  merupakan sisaan bagi data sampel atau galat, dimana  merupakan selisia antara nilai pengamatan dengan nilai estimasi matematis minimal dinyatakan dengan diferensial bahwa turunan pertama dari  terhadap .
 
Kemudian diturunkan terhadap  dan disamadengankan dengan nol sebagai berikut :
Sehingga diperoleh :
Untuk mendapatkan nilai  persamaan diatas diturunkan terhadap  dan disamadengankan dengan nol sehingga diperoleh persamaan berikut ini :
B.           APLIKASI DATA PADA SINGLE INDEX MODEL
            Pada penelitian ini Single Index Model diterapkan pada harga saham perbankan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 dengan periode 02 februari-28 februari 2015 pada hari bursa, saham yang digunakan yaitu harga ke 45 saham LQ 45 (Tabel terlampir dibelakang lembar ini).
            Berdasarkan pada Tabel tersebut dan rumus  yang dapat pada persamaan diatas, adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengestimasi  untuk mengukur tingkat keuntungan suatu saham terhadap perubahan keuntungan pasar dengan menggunakan Single Index Model yaitu sebagai berikut :
1)      Hitung keuntungan masing-masing saham dimasing-masing perusahaan
·         Menghitung saham
Contoh perhitungan :
(Perhitungan saham lainnya terlampir di lampiran 1)
·         Menghitung
Contoh perhitungan :
(Perhitungan saham lainnya terlampir di lampiran 2)
2)      Menghitung keuntungan index pasar yang tercermin dalam IHSG dan
Penyelesaiannya :
Tabel Tabulasi Hasil
ITMG = 0,04585755
BBCA = 0,92886901
SMRA = 1,92618990
INTP = 0,831102913
ASRI = 2,30757397
SMGR = 0,43024109
INDF = -0,44976855
ASII = 0,215088019
SILO = 1,691572086
INCO = 0,614042229
ANTM = -0,8212924
SCMA = 1,45688921
ICBP = 0
AKRA = 0,78223287
PWON = 2,2781816
GGRM = -0,11561189
ADRO =  -0,6062044
PTPP = 3,82021603
EXCL = 0,062408202
ADHI = -1,34931268
PTBA = -1,0755702
CTRA = 0,586672965
AALI =  0,84088732
PGAS = 0, 49886929
CPIN = 0,022479399
WSKT = 0,38131901
MPPA = 2,59111387
BSDE = 1,730656928
WIKA = -1,35106916
MNCN = 3, 2550713
BMTR = 1,545030867
UNVR = -0,08210323
LSIP = 0,596407029
BMRI = 1,095100003
UNTR = 2,79640446
LPPF = 2,51286456
BBTN = 1,153779829
TLKM = 0,77243544
LPKR = 1, 19287911
BBRI = 1,596655393
TBIG = -0,32325005
KLBF = -0,2835399
BBNI = 1,62604767
SSMS = 2,99196268
JSMR = -0,05976431
Dari perhitungan diatas dapat di lihat keuntungan masing-masing saham. Yang termasuk ke dalam saham defensif atau  adalah saham ITMG, INTP, INDF, INCO, ICBP, GGRM, EXCL, CTRA, CPIN, BBCA, ASII, ANTM, AKRA, ADRO, ADHI, AALI, WSKT, WIKA, UNVR, TLKM, TBIG, SMGR, PTBA, PGAS, LSIP, KLBF, dan saham JSMR. Dan yang termasuk kedalam saham agresif atau  adalah saham BSDE, BMTR, BMRI, BBTN, BBRI, BBNI, ASRI, UNTR, SSMS, SMRA, SILO, SCMA, PWON, PTPP, MPPA, MNCN, LPPF, dan saham LPKR.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Saham defensif atau saham yang memiliki  artinya keuntungan saham tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan keuntungan pasar atau perubahannya signifikan.
Dan saham agresif atau saham yang memiliki  artinya jika keutungan IHSG mengalami kenaikan maka keuntungan saham tersebut juga mengalami kenaikan yang signifikan dan jika IHSG mengalami penurunan maka keuntungan saham juga mengalami penurunan yang signifikan. Jadi secara keseluruhan saham dengan  memiliki resiko yang lebih besar dari pada saham dengan nilai . Saham yang memiliki nilai yang tinggi maka risiko sistimatis yang diperoleh saham tersebut juga akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Dari perhitungan tersebut diketahui ada 27 saham yang termasuk kedalam saham defensif, dan ada 18 saham yang termasuk kedalam saham agresif.
























DAFTAR PUSTAKA

[1]        Halim.2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua.Jakarta:Salemba Empat
[2]        Tandelilin, E.2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
[3]        Bierman Jr, Harlod. 1998. A Utility Approach to the Portofolio Allocation Decision and The Investment Horizon, Journal of Portofolio Management.
[4]        Sunarto, Dewi Kurniati. 1995 Penentuan Portofolio Optimal Dengan Menggunakan Model Single Index Model dan Model Constant Correlation : Suatu Analisa Saham-saham di Bursa Efek Jakarta, Thesis Program Pasca Sarjana FEUI, tidak dipublikasikan.
[5]        Kusumawati, rita. 2003:127. Jurnal penelitian
[6]        Subanidja, Steph,2007, Rasio Liquiditas dan Risiko Sistematik Pasar saham, Akuntabilitas, Vol 7:85-95
[7]        Close price [internet], 2015,[Update 2015 february 2; cited 2015 february 28] Available from; http://www.finance.yahoo.com
[8]        Jogiyanto 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
[9]        Widyantini, Rahayu. 2004. Single Index Model and Constant Correlation for Optimal Portofolio: Analisa Saham di Bursa Efek Jakarta, Thesis Program Pasca Sarjana FEUI, tidak dipublikasikan.




















LAMPIRAN

Lampiran 1
Perhitungan ke 45 saham LQ 45










Lampiran 2
Perhitungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar